Senin, 28 Maret 2011

Hidro Tech

Hidro Tech Hemat BBM 40%, Masa’ Sih?

Kisah Djoko Suprapto, warga Nganjuk (Jatim) penemu bahan bakar air (BBA), berikut misteri dan bumbu-bumbu bombastisnya, berakhir antiklimaks. Gara-gara sempat menghilang, diberitakan stres, dan batal mempresentasikan karyanya di depan Presiden SBY, Djoko telanjur menyandang stigma bahwa karyanya itu hanya bohong-bohongan.

Terlebih lagi sejumlah peneliti di BPPT dan UGM menyerang dengan berbagai argumentasi, lantaran Djoko enggan diuji untuk membuktikan temuan blue energy atau banyu geni yang menghebohkan itu. Heboh BBA pun mengusik seorang dosen ITB menulis artikel di media ternama, yang intinya menyatakan bahwa dari sisi hukum termodinamika, air tidak akan bisa menjadi bahan bakar.

Benarkah? “Benar, kalau yang dipakai adalah air. Tapi kalau air diubah menjadi hidroxy (HHO) monoatomic dengan proses elektrolisa, dia menjadi energi. Hidroxy ini energinya tiga kali lipat bensin,” kata Hindarsono Susantio (46), pehobi mesin yang merancang alat BBA sejak empat tahun lalu.

Hindarsono tidak sedang cari sensasi, numpang tenar, apalagi latah. Bagi dia, penggunaan gas hidroxy dari air untuk bahan bakar bukanlah hal baru. “Ini teknologi kuno, dipatenkan tahun 1920, digunakan utk mengelas, mendinginkan ruangan, dan bahan bakar mesin, seperti mobil dan genset,” ujarnya kepada Investor Daily.

Hindar merancang alatnya karena ‘dendam’ di masa lalu yang suka memboroskan BBM. Dia getol off-road di pedalaman Sumatera dua kali setahun menggunakan mobil Discovery yang rakus BBM. Lulusan IPB jurusan Agronomi ini merancang alatnya begitu sederhana. Konfigurasi alat ini terdiri dua tabung plastik berkapasitas satu liter yang di dalamnya berisi kumparan. Kumparan ini menggunakan magnetic vortex yang menguraikan air menjadi gas hidroxy dan oksigen monoatomic.

Gas hidroxy lantas dialirkan ke ruang bakar mesin (combustion chamber) menggunakan selang. Hanya sesimpel itu. Alat ini selain berfungsi sebagai katalisator untuk menghemat penggunaan BBM, gas hidroxynya sekaligus untuk campuran bahan bakar. Artinya, bensin atau solar tetap sebagai bahan bakar utama.

Meski sederhana, toh teknik ini perlu mengombinasikan tiga keahlian ilmu. Pertama adalah ilmu kimia untuk proses elektrolisa. Kedua adalah ilmu otomotif. Sebab, gas hasil elektrolisa yang dialirkan ke mobil mesti disesuaikan dengan putaran mesin dan volume ruang bakar. Nah, ilmu ketiga adalah elektro. Kombinasi ketiganya dibutuhkan untuk memperoleh takaran yang pas sehingga diperoleh efisiensi BBM yang tinggi.

Hindarsono menamai Hydrotech untuk alat portabel generator hidroxy itu. Hidro Tech telah dipatenkan. Alat ini mudah dipasang di mobil, khususnya buatan Jepang, yang masih menyisakan cukup space di ruang mesin.

Hemat 40%
Untuk membuktikan alat rancangannya, Hindar mengajak Investor Daily untuk test drive. Uji coba dilakukan mulai dari ujung tol BSD Serpong, lewat tol Simaputang, tol Jagorawi, dan Sentul Bogor pulang-pergi dengan jarak 130 km. Sebelum start, kijang Innova transmisi matic diisi premium penuh di SPBU. Jalanan ramai-lancar, sehingga kecepatan rata-rata hanya 67 km per jam. Mobil Hindar dilengkapi global positioning system (GPS) dan trip meter yang terkomputerisasi.

Sekembalinya di ujung tol BSD, mobil diisi penuh premium lagi. Ternyata, untuk jarak 130 km, Innova yang dipasangi Hydrotech itu hanya mengonsumsi premium 9,9 liter. Itu artinya, satu liter bisa menempuh 13 km. Padahal, konsumsi normal (tanpa alat) Innova matic di tol paling hanya 1 banding 8-9 (satu liter 8-9 kilometer). Itu berarti ada penghematan BBM 40% lebih.

Hebatnya lagi, emisi gas buangnya jauh lebih bersih. Saat di tes di Auto 2000, emisi gas karbon monooksida (CO) hanya 0,09. Normalnya 1,2. Angka itu bahkan lebih bagus saat mobil masih baru dua tahun lalu sebesar 0,14. “Mobil saya sampai dirubung para teknisi Auto 2000 yang terheran-heran,” cerita Hindar.

Hindar berpromosi, Hidro Tech tahan lama dan satu liter air bisa dipakai untuk dua bulan. Satu liter air menghasilkan 1.800 liter gas hydroxy. Jika habis, air tinggal ditambah.

Bila sudah berkembang, Hindar akan launching Hidro Technya dalam waktu dekat. ”Paling tidak ini bisa mendorong pemerintah atau peneliti lain agar bisa menyempurnakan teknik ini. Bila saya yang mengembangkan sambil lalu saja menghasilkan alat yang bisa menghemat BBM 40%, mestinya para ahli bisa lebih hebat,” tuturnya. (hg)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Teknologi itu bisa dipakai di Nissan Terrano 2001? Berapa biaya yg dibutuhkan untuk teknologi dan pemasangannya?

Posting Komentar